MAKASSAR – Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah melaksanakan 61 kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan jumlah peserta mencapai 7.213 orang yang dimulai sejak Januari sampai dengan 31 Mei 2024,
Kegiatan edukasi tersebut, telah menyasar 881 desa/kelurahan di 9 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, dari target 1.835 desa/kelurahan pada tahun 2024.
Kepala Kantor OJK Sulselbar, Darwisman mengatakan sebagai upaya dalam meningkatkan literasi keuangan (pemahaman) dan inklusi keuangan (penggunaan) masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
“OJK bersama TPAKD dan FKIJK Sulselbar menginisiasi kegiatan literasi keuangan melalui program LAYAnan liteRasi dan inKlusi keuangan ke daerahkU (LAYARKU),” katanya.
Layanan tersebut memaksimalkan peran Industri Jasa Keuangan (IJK) yang memiliki jaringan kantor di seluruh Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat untuk memberikan literasi dan penyediaan akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat hingga ke tingkat pedesaan.
“Sebanyak 3.707 desa di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat ditargetkan akan dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2025,” katanya.
Darwisman memaparkan sebanyak 15% desa pada tahun 2023, 45% desa pada tahun 2024 dan 40% desa pada tahun 2025.
Sejak Program LAYARKU diluncurkan pada tanggal 10 September 2023, Realisasi Program LAYARKU s.d triwulan II tahun 2024 di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah menjangkau sebanyak 788 Desa dengan pencapaian sebesar 24,50% yang merupakan bentuk kolaborasi OJK, FKIJK Sulselbar dan TPAKD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat.
Data layanan konsumen sejak Januari s.d. 31 Mei 2024 terdapat 194 layanan konsumen yang terdiri dari 52 layanan pengaduan, 96 pemberian informasi, dan 46 penerimaan informasi.
Dari total layanan konsumen tersebut sebanyak 119 layanan terkait perbankan, 56 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 6 layanan terkait non-LJK, 6 layanan terkait asuransi, 4 layanan terkait fintech, 2 layanan terkait dana pensiun dan 1 layanan terkait pasar modal.
“Sedangkan, untuk SLIK sejak Januari hingga 31 Mei 2024 terdapat 3.353 layanan,” tuturnya.