Menu

Mode Gelap

News · 17 Apr 2024 20:38 WITA ·

Mencermati Perkembangan di Timur Tengah, OJK : Fundamental Perekonomian Indonesia Terjaga Baik  


					Mencermati Perkembangan di Timur Tengah, OJK : Fundamental Perekonomian Indonesia Terjaga Baik    Perbesar

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati perkembangan terkini di Timur Tengah dan dampaknya terhadap kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional ke depan, Jakarta (17/4/2024).

Baca juga : OJK Sulselbar: Stabilisasi Sektor Jasa Keuangan tetap Terjaga

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa mengatakan, Di tengah peningkatan ketidakpastian tersebut, OJK menilai fundamental perekonomian Indonesia terjaga baik, terlihat dari pertumbuhan yang terjaga di kisaran 5 persen, inflasi yang berada di rentang target Bank Indonesia, neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus, cadangan devisa yang memadai, serta masih tersedianya ruang fiskal.

“Sampai dengan Februari 2024, eksposur Lembaga Jasa Keuangan (LJK) secara langsung terhadap Kawasan Timur Tengah relatif terbatas. Surat berharga dengan penerbit dari Timur Tengah yang dimiliki perbankan domestik hanya sebesar Rp1,3 triliun atau 0,06 persen dari total surat berharga yang dimiliki perbankan, sementara asuransi dan Perusahaan Pembiayaan tidak memiliki surat berharga dengan penerbit dari Timur Tengah,” Ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, sementara itu di pasar saham, nilai kepemilikan saham investor dari Timur Tengah tercatat sebesar Rp65,73 triliun atau sekitar 2 persen dari total nilai kepemilikan saham investor non-residen. Kepemilikan LJK (pengendali) oleh investor di Timur Tengah tercatat hanya di perbankan dengan asset share sebesar 0,1 persen dari total aset perbankan.

“Ke depan, buffer untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan di tengah potensi eskalasi konflik di Timur Tengah dinilai masih cukup memadai, mempertimbangkan kondisi tingkat permodalan yang tertinggi di Kawasan, risiko nilai tukar yang cukup terkendali yang terlihat dari Posisi Devisa Netto (PDN) Perbankan harian posisi awal April 2024 yang jauh di bawah threshold (1,67 persen dengan threshold 20 persen), serta likuiditas dalam mata uang rupiah dan valas yang masih ample,” Ungkapnya.

Namun demikian, OJK akan tetap mencermati perkembangan risiko pasar Lembaga Jasa Keuangan dan mencermati pembiayaan ke sektor-sektor yang memiliki exposure tinggi terkait konflik di Timur Tengah, termasuk mencermati kondisi individual LJK.

OJK meminta LJK untuk senantiasa melakukan evaluasi terkait potensi dampak transmisi dari perkembangan perekonomian global dan domestik terhadap portofolio yang dimilikinya dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan Anggota KSSK serta berkomitmen mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan secara tepat waktu,” Ungkapnya.

 

 

 

 

 

Artikel ini telah dibaca 5 kali

Baca Lainnya

Sebelas Kapal Penumpang Modifikasi Rute, PELNI Hadapi Tantangan Usia Kapal dan Persaingan Swasta

21 Januari 2025 - 13:55 WITA

Kakanwil Ditjenpas Sulsel Lantik Kepala Lapas Narkotika Sungguminasa, Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Berintegritas

20 Januari 2025 - 20:59 WITA

Tanggap Darurat Bencana: PLN Bentuk Tim Reaksi Cepat yang Siap Hadapi Situasi Darurat

20 Januari 2025 - 20:42 WITA

PLN Tanami Lahan Seluas 17 Ha di Sulawesi dukung Program Penanaman Pohon Serentak se-Indonesia

20 Januari 2025 - 17:42 WITA

Pelantikan dan Rapat Kerja Pimpinan Cabang Fatayat NU Kota Makassar  

19 Januari 2025 - 06:59 WITA

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Luncurkan Program Posyandu Percontohan di Parepare

16 Januari 2025 - 21:41 WITA

Trending di News