Menu

Mode Gelap

Woman · 21 Apr 2025 18:57 WITA ·

AIMI Dorong Pemerintah Meningkatkan Perlindungan Terhadap Ibu Menyusui


AIMI Dorong Pemerintah Meningkatkan Perlindungan Terhadap Ibu Menyusui Perbesar

Jakarta – Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) adalah organisasi nirlaba berbasis kelompok sesama ibu menyusui dengan tujuan menyebarluaskan pengetahuan dan informasi tentang menyusui serta meningkatkan angka ibu menyusui di Indonesia.

Berdiri pada tanggal 21 April 2007, saat ini AIMI terdapat di 19 daerah/provinsi serta memiliki cabang di 13 kotamadya/kabupaten di luar ibu kota provinsi.

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menggelar seminar secara daring memperingati 18 tahun dedikasinya dalam mendukung hak ibu menyusui di Indonesia.

Seminar ini mengangkat tema “Sebuah Refleksi  18 Tahun AIMI Terkait Kebijakan Perlindungan Menyusui di Indonesia” dengan tiga narasumber yang memiliki rekam jejak panjang dalam mendorong perlindungan ibu menyusui di Indonesia, di antaranya: Irma Hidayana, Ph.D., Mia Sutanto dan Lianita Prawindarti.

Seminar digelar dilatarbelakangi atas refleksi angka dan capaian ibu menyusui di Indonesia, meskipun berbagai kemajuan telah dicapai ternyata terdapat berbagai tantangan dan permasalahan yang kompleks terkait pemberian ASI eksklusif di Indonesia baik dari segi kebijakan maupun implementasinya.

Permasalahan dan Tantangan dalam Perlindungan Ibu Menyusui

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, khususnya bayi berusia 0-6 bulan, yang tidak dapat tergantikan oleh makanan atau minuman lainnya.

Pemberian ASI bukan hanya memenuhi hak ibu dan anak, tetapi juga memiliki banyak manfaat jangka panjang.

Anak yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki peluang lebih tinggi untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, dan tidak mudah sakit.

Menyusui juga mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak, yang penting untuk membentuk ketahanan pribadi dan kemandirian anak di masa depan.

Namun, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar dalam meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif.

Kemenkes menyebutkan Angka ASI eksklusif di Indonesia terus menurun, dari 64,5% pada tahun 2018 menjadi 52,5% pada tahun 2021.

Penyebab utama penurunan ini adalah kurangnya dukungan di tempat kerja, adanya promosi susu formula yang tidak etis, dan kesenjangan informasi mengenai pemberian ASI yang benar.

Meskipun hasil dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 menyebutkan proporsi ASI Eksklusif 0-5 bulan secara nasional adalah 68,6%, namun angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 80% untuk capaian ASI Eksklusif. (Kemenkes, 2023)

 WHO dalam laporannya pada Agustus 2023 juga mencatat bahwa Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam pemberian ASI pada jam pertama kehidupan bayi.

Hanya 48,6% bayi yang disusui dalam satu jam pertama setelah kelahiran pada tahun 2021, turun dari 58,2% pada 2018 (WHO Indonesia, 2023).

Penundaan pemberian ASI pada bayi baru lahir memiliki dampak negatif terhadap kelangsungan hidup bayi, serta meningkatkan risiko infeksi dan penyakit.

Mia Sutanto (Ketua Umum AIMI 2007-2018), mengungkapkan, “Perjalanan kebijakan pemberian makanan bayi dan anak di Indonesia memang telah menunjukkan kemajuan, namun kita masih menghadapi banyak tantangan.

“Kita harus memperkuat kebijakan yang mendukung pemberian ASI eksklusif dan mengurangi pengaruh negatif dari pemasaran susu formula,” tegas Mia.

 

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Peringati Hari Kartini, GMTD Latih 50 Ibu Penyapu Jalanan Buat Aksesoris

24 April 2025 - 15:00 WITA

PIS Dorong Keterwakilan Perempuan di Industri Maritim Nasional

21 April 2025 - 18:50 WITA

Michael Kors kini Hadir di Trans Studio Mall Makassar

14 Februari 2025 - 18:16 WITA

CitraCosmetic dan Wardah Ajak Perempuan Kreatif dengan DIY Charm Lipstik

6 November 2024 - 08:44 WITA

Citra Cosmetic dan Secret Clean Ajak Masyarakat Ngobrolin Kecantikan sambil Olahraga

6 Oktober 2024 - 20:24 WITA

SKYN Clinic, Layanan Estetika Wajah dan Tubuh Premium Kini Hadir di Makassar

31 Agustus 2024 - 16:06 WITA

Trending di Ekobis