MAKASSAR – Dampak risiko global (high for longer, volatilitas harga komoditas, dan dinamika geopolitik) terhadap perekonomian dan pasar keuangan domestik terus diantisipasi dan dimitigasi.
Di tengah rambatan risiko global, pertumbuhan ekonomi domestik tetap terjaga. Konsumsi terjaga kuat, inflasi terkendali, dan surplus neraca perdagangan berlanjut.
Karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan Daerah menyampaikan Kinerja APBN Anging Mammiri hingga November 2024 tetap terjaga positif dan terakselerasi, namun risiko APBN terus diantisipasi dan dimitigasi.
Peran APBN sebagai shock absorber terus dioptimalkan. Akan dipastikan konsistensi macro-policy mix dalam rangka mendorong pertumbuhan sekaligus menjada stabilitas perekonomian.
Kepala Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan, Supendi mengatakan Belanja Pemerintah Pusat (BPP) – BPP Sulawesi Selatan mencapai Rp20,861 Triliun atau sebesar 79,58% dari pagu, meningkat 6,06% (yoy).
Belanja ini difokuskan untuk percepatan penyelesaian infratruktur prioritas dan dukungan persiapan pelaksanaan pemilu.
“Tren realisasi Belanja APBN Anging Mammiri menunjukkan tren peningkatan paling tinggi pada Belanja Sosial sebesar 22% (yoy) dan minus growth pada Belanja Modal sebesar-21% (yoy),” kata Supendi.
Selain itu, Supendi juga mengemukakan Pendapatan Daerah – Pendapatan Daerah s.d. 30 November 2024 sebesar Rp40,57 Triliun, mengalami growth sebesar 6,77% (yoy).
Didomina ii oleh Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp29,71 Triliun.
Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp9,42 Triliun, Pendapatan Transfer Antar Daerah sebesar Rp1,23 Triliun, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp198,48 Miliar.
Adapun rincian PAD Sulsel s.d. 30 November 2024 terdiri dari Pajak Daerah sebesar Rp6,42 Triliun (naik 2,99% yoy), disusul oleh Lain-Lain PAD Yang Sah sebesar Rp1,97 Triliun (naik 12,98% yoy).
Kekayaan Daerah Dipisahkan sebesar Rp376,9 MIliar (naik 1,74% yoy) dan Retribusi Daerah sebesar Rp651,85 Miliar (naik 88,93% yoy).