MAKASSAR – ICRAF Indonesia yang menggandeng Pemprov Sulsel dan Kabupaten Bone mengadakan Ekspose land4lives Sulawesi Selatan yang juga merupakan kerjasama Pemerintah Kanada dibawah arahan Bappenas mengelola bentang lahan untuk penghidupan yang tangguh iklim yang diadakan di Hotel Max One Jalan Taman Makam Pahlawan No.5, Kecamatan Panakukkang, kamis(08/08/2024).
Andre Ekadinata Direktur ICRAF Indonesia dalam sambutannya mengatakan perubahan iklim dan degradasi lingkungan di Indonesia telah memberikan dampak signifikan pada jutaan orang yang bergantung pada ekosistem alami untuk mata pencaharian dan ketahanan pangan mereka.
“Perubahan iklim akan menurunkan produktivitas pertanian dan mempengaruhi petani yang memberikan dukungan tanaman subsisten dan komersial,” ungkapnya.
Tambah Andre dalam rancangan akhir RPJPN 2025-2045, perubahan iklim diidentifikasi sebagai salah satu tantangan utama Indonesia dalam dua dekade mendatang, dengan potensi kerugian ekonomi mencapai Rp544 triliun selama 2020-2024, dan diperkirakan akan meningkat tanpa adanya keanekaragaman hayati yang ada.
Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, transformasi ketahanan sosial, budaya, dan ekologi menjadi langkah penting yang mencakup pencapaian lingkungan hidup berkualitas, ketahanan energi, udara, pangan, serta ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim.
“Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% (dengan usaha sendiri) dan 41% (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030, serta mencanangkan LTS-LCCR 2050 untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” pungkasnya.
Saat ini, ICRAF, dengan dukungan Global Affairs Canada , melaksanakan program “Bentang Alam Berkelanjutan untuk Mata Pencaharian Berketahanan Iklim di Indonesia” atau Land4Lives (#LahanuntukKehidupan), yang mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan ketahanan iklim dan dilaksanakan di bawah Arahan Direktorat Pangan dan Pertanian, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Program ini bekerja sama dengan pemerintah daerah di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur, dengan fokus pada tiga tingkat: desa, lanskap, dan provinsi. Di tingkat desa, Land4Lives memperkuat ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat di level lanskap, mengelola bentang alam secara berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak dan di tingkat provinsi, mendukung kebijakan serta perencanaan pembangunan yang mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
Sementara ditempat yang sama Ir.H.Andi Bhakti Haruni, C.E.S PLH Balitbangda Provinsi Sulsel menguraikan di Sulawesi Selatan, dokumen penting seperti roadmap dan masterplan pertumbuhan ekonomi hijau, RPJPD 2025-2045, serta rencana pengelolaan daerah aliran sungai (RPDAS) sedang disusun.
“Memasuki tahun keempat, Land4Lives telah mencapai banyak kemajuan, ICRAF Indonesia dan Bappenas akan mengadakan Ekspose Nasional Land4Lives bertajuk Bentang Lahan Lestari untuk Masyarakat Tangguh Iklim,” ucapnya.
Ekspose ini bertujuan untuk menyebarkan pelajaran dari kegiatan Land4Lives di Sulawesi Selatan, mengumpulkan masukan dari pembuat kebijakan, pengisi, dan masyarakat sipil , serta membuka ruang kerja sama dengan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan mitra pembangunan.